Review Film Kartini




Haii semua, apakabar.... sudah lama yah aku gak pernah menulis blog lagi... hehehe maklum lagi sibuk (Alaahhh).



Kali ini aku mau review tentang film Indonesia yaitu Kartini. Pada tanggal 5 April 2017 lalu, aku diberi kesempatan untuk menonton Screening Film Kartini di Plaza Indonesia XX1, jakarta Pusat (yeayyy, nonton premier sebelum film ini diputar di bioskop seluruh Indonesia loh ), Berikut review dan opiniku.

Selamat membaca.

                                                             
KARTINI

Tubuh bisa hancur di telan tanah 
atau dibakar diatas kayu bakar, 
tapi pikiranmu tak pernah punya batas waktu.

Tubuh boleh terpasung
Tapi jiwa dan pikiran
Harus terbang sebebas-bebasnya


Lahir dari keturunan bukan bangsawan, mendobrak takdir melawan tradisi yang mengekang berjuang untuk kesetaraan hak perempuan.
Tahukah kamu apa yang ada dipikiran perempuan jawa dari zaman dahulu?
Mereka berpikir bahwa hidup hanyalah untuk menikah, tidak peduli menjadi istri keberapa.

   Seorang perempuan jawa yang telah akhil balik atau mendapatkan datang bulan untuk pertama kali dalam hidupnya, mereka harus siap untuk dipingit (dilamar untuk menikah) berapa pun usianya waktu itu.

   Karena semakin muda mereka dipingit maka semakin baik untuk masa depan mereka, sungguh miris potret kehidupan perempuan di Indonesia kala itu. Tak mengenal pendidikan, harus tunduk dibawah kaki laki-laki dan tidak mempunyai hak untuk berkata-kata selain hanya manggut-manggut.

   Perempuan kala itu tidak diizinkan untuk mengenal dan mengenyam pendidikan, tidak dibolehkan untuk membantah, tidak dibiarkan untuk keluar jauh dari jangkauan rumah dan suaminya.

   Hanya melahirkan, mengurus rumah dan melayani suami. Selain itu mereka dilarang untuk bersikap liar dan tidak santun terhadap tata krama adat istiadatnya, mereka hanya boleh menjawab dengan kata "iya" saja.

   Betapa sulit dan begitu terkekang hak perempuan dibatasi dengan tembok yg kokoh dan tinggi menjulang pada peradaban kala itu. Semua akses dan hak perempuan kala itu dikunci rapat-rapat dan dikurung dalam batin yang kelam

   Kartini hadir kala itu sebagai anak muda yang mendobrak stigma adat istiadat yang kala itu sangat haram hukumnya seorang perempuan lebih pintar, tinggi pengetahuannya, dan pandai untuk berbahasa Belanda. 

   Ia ingin perempuan untuk tidak dibatasi kebebasannya dengan hanya menjalani tradisi menikah diusia muda dan menjadi ibu rumah tangga saja, ia ingin seperti orang Belanda yang bebas berpikir dan banyak memiliki teman dari penjuru dunia. 

   Saat usianya yang masih belia kala itu, ia mengajari perempuan seusianya dan dibawah usianya untuk mengenal huruf dan pendidikan, karena hanya itu satu-satunya cara yang bisa mengubah cara pandang seorang perempuan dari adat-istiadatnya yg mengekang batin selama ini. Tapi selain itu, kartini tidak pernah melupakan kodratnya sebagai perempuan yang sesungguhnya yaitu menikah pada akhirnya.
  
   Untukku pribadi Film Kartini besutan Hanung Bramantyo ini begitu apik dan selalu menggugah selera untuk ditonton. Akting Dian Sastrowardoyo sebagai Kartini tidak perlu diragukan lagi karena begitu memukau, dan disandingkan kembali dengan Christine Hakim sebagai ibu yang membuat hati terenyuh dan terbuai sedih dalam kesederhanaan sepenuh hati.

Film ini sangat layak untuk ditonton oleh siapapun dari kalangan umur berapapun, karena sarat akan moral yang akhir-akhir ini mulai pudar dan terbenam oleh modernisasi gaya hidup dan mulai dilupakan oleh kita semua bahwa ada tata krama sopan santun yang berlaku dimanapun kita berada.

Film ini mengajarkan banyak hal bahwa perempuan masa kini yaitu haruslah selalu bersyukur dan semangat dalam menggapai cita-cita jangan pernah menyerah dalam keadaan apapun, karena dahulu kala memperjuangkan hak kaum perempuan untuk mendapatkan posisi yang sama di mata segala gender sangatlah sulit dan tak semudah sekarang ini. Sepanjang film ini aku hampir selalu menitikkan air mata dan tergugah dengan kesungguhan para aktor dan aktris berperan, dan yang paling aku kagumi adalah peran Deddy Sutomo sebagai ayahanda dari Kartini (Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat) yang berperan sangat menjiwai dan totalitas sekali sebagai seorang ayah.
Pokoknya film ini sangat BAGUS, tonton ya ⭐⭐⭐⭐⭐.

Sekian review film Kartini dari aku, selamat menonton 19 April 2017 ya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Magic Skincare of Yehwadam

[Review] Opening Rollover Reaction Pop Up Store