Review Film Super Didi



Hai semua.....
Ketemu lagi sama aku naomi, kali ini aku mau bahas mengenai Film Indonesia.

Loh kok film ya, biasanya aku selalu review makeup cantik atau masak makanan enak, trus kenapa harus film Indonesia. Eitss, jangan pesimis dulu mengenai film Indonesia.

Tanggal 16 April 2016 pukul 14.30 di XX1 Epicentrum Jakarta Selatan, aku di undang secara khusus oleh Film Indonesia untuk mengikuti Gala Premier Film Super Didi, cieeee...

Aku dan termasuk para blogger lainnya beruntung mendapatkan undangan tersebut loh, sedangkan film ini baru tayang serentak pada tanggal 21 April 2016 di Bioskop seluruh Indonesia.

Disini aku mau review mengenai Film Super Didi ini, film ini bercerita mengenai keluarga bahagia dimana Vino G. Bastian sebagai peran utama sebagai ayah arka dan memiliki 2 putri cantik juga istri bernama muti. 

Awal cerita semua berjalan lancar dan bahagia sama seperti keluarga lainnya, sang ayah berangkat ke kantor dan sang istri mengantar sang buah hati ke sekolah setiap hari.

Tibalah suatu waktu sang istri harus pergi ke hongkong selama 2 minggu dikarenakan teman si istri yang sudah berumah tangga juga sedang dalam masalah keluarga alias cekcok dan tidak selaras.

Karena merasa tidak enak karena sang teman adalah mak comblang mereka berdua, antara arka dan muti sampai menikah dan memiliki 2 putri, maka sang istri merasa mempunyai tanggungjawab untuk menjadi pendamai diantara kedua temannya itu.

Masalah dimulai saat ditinggal istri tercinta ke hongkong, dimana arka harus menggantikan posisi seorang ibu bagi kedua buah hatinya. Dari memandikan anak, memakaikan baju ke sekolah, menyiapkan sarapan sekolah, mengepang rambut anak, mengantar anak sekolah dan harus mengantar anak les balet dan juga arisan dengan ibu-ibu lainnya.

Diposisi ini arka bingung dan kerepotan karena dia sebagai ayah juga mempunyai tanggung jawab untuk bekerja di kantor. Arka merupakan sosok ayah pekerja kantoran tidak tahu menahu mengenai urusan sang istri dalam menjaga anak-anakanya. Posisi yg sulit ini harus dijalani arka selama 2 minggu sampai sang istri datang lagi ke jakarta. 

Akan tetapi semua berakhir dengan Happy Ending, arka sebagai ayah bisa lebih memahami karakter 2 putrinya. Dan apa saja yg dikerjakan istrinya mulai dipahami dan dipelajari arka selama ditinggal pergi ke hongkong oleh sang istri.

Disini totalitas Vino G. Bastian sebagai seorang ayah tidak diragukan lagi dalam berakting, karakter yg kuat dan pendalaman penjiwaan sebagai ayah keren tapi bertanggung jawab merupakan totalitas yg luar biasa baik dilakoni.

Sebenarnya pelajaran yg bisa kita tarik dari film ini adalah, hampir semua lelaki tidak terlalu mengetahui tumbuh kembang sang anak diluar rumah. Seorang ayah hanya tahu pekerjaan yg menjadi tanggung jawabnya saja, sedangkan untuk anak-anak sang istri dilempari tugas dan tanggung jawab tanpa tahu apa saja yg diinginkan oleh anak-anaknya.

Kesibukkan orang tua kadang kala menjadi bumerang bagi diri sendiri, karena sang anak hanya bertemu orang tua apalagi ayah disaat weekend saja. Dan pada akhirnya anak hanya bisa dimengerti oleh ibunya saja dan tidak terlalu dekat dengan ayahnya.

Film Super Didi ini mengajarkan bahwa ayah bisa jadi panutan anak dan menemukan figur seorang ayah yg menjadi pahlawan yg sebenarnya dikehidupan nyata, bukan hanya sang ibu yg menjadi wonder woman. Akan tetapi kedekatan dan saling memahami karakter tumbuh kembang antara anak dan ayah di sini lebih dilekatkan.

Tidak terlalu banyak film di Indonesia pada khususnya yg lebih menyoroti kedekatan antara anak dan orang tua apalagi ayah pada khususnya. Dulu sewaktu aku masih kecil pernah ada film Keluarga Cemara, film ini sangat amat melekat dihati para penonton karena menyoroti mengenai kedekatan anak dengan kedua orang tuanya, yg memahami tumbuh kembang sang anak dirumah dan mengajarkan arti kehidupan.

Film bertemakan keluarga seperti ini sangat amat membantu psikologis antara anak dan orang tua, dimana peran orang tua tidak hanya sebagai pencari nafkah saja, akan tetapi lebih dekat lagi melihat perkembangan sang buah hati, supaya tidak ada batasan antara anak dan orang tua yg lebih ke mendikte dari pada menjadi orang tua yg menganggap anak sebagai sahabat.

Film bertemakan keluarga yg menyoroti kehidupan yg nyata dan bukan animasi, menurutku dapat langsung tersampaikan tujuannya lebih dekat kepada masyarakat karena lebih kepada keseharian yg dialami semua orang pada umumnya. Dari pada animasi yg lebih kearah mendongeng dan tidak sesuai dengan kehidupan nyata.

Film edukasi tentang keluarga sangat dibutuhkan secara emosional antara anak dan orang tua, karena dari sini lah karakter seorang anak terbentuk. Psikologis anak pun akan lebih bahagia dan berani untuk bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Film Super Didi ini sangat baik dan disarankan ditonton untuk yg sudah berumah tangga atau pun yg baru memulai kehidupan berumah tangga.

Menurutku film Indonesia terus menerus mengalami perubahan ke arah yg signifikan, berkembang jauh lebih baik dan terarah. Aku bangga sekali dengan film Indonesia karena kalau bukan kita siapa lagi yg akan menjadikan film Indonesia lebih baik.

Bangga Film Indonesia itu HARUS, No pembajakkan itu MESTI, dan Dukung terus Perfilman Indonesia Di tanah air.











Visit my Sosial Media:
Instagram  : tinanaomy
Twitter       : @86tinanaomy
Blog            : Priskilanaomi.blogspot.com
Email         : agustinanaomi6@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Magic Skincare of Yehwadam

[Review] Opening Rollover Reaction Pop Up Store